AoD24 Kereta Express

Sabtu, 12 Agustus 2023

 “Hei, nona muda. Kau ingin masuk kereta itu, 'kan? Aku tahu satu cara."


Aku menoleh ke suara itu. Dia adalah seorang pria kurus yang berusia sekitar tiga puluh tahun. Pakaiannya membuatnya tampak seperti warga negara yang normal jika kau mengabaikan mata yang mencurigakan dan perilaku yang tidak sopan. Jujur, dia sangat mencurigakan.

"… apa?"

“Ayolah, tidak perlu berhati-hati dan jangan terlalu berisik. Sudah jelas harga tiket membuatmu kesulitan, bukan? Aku punya suatu cara ... ”

Pria itu mendekat dan berbisik dengan suara yang nyaris tak terdengar.

"Katakan, berapa banyak yang bisa kau bayar?"

"... delapan perak," jawabku jujur.

Pria itu merengut, tampak jelas kecewa. "Hmmm ... tidak cukup, tapi kita tetap harus pergi malam ini. Baiklah kalau begitu. Ikut denganku. Kebetulan, kami memiliki tempat gratis malam ini. Namun, tidak ada jaminan kenyamanan.”

Aku hanya mengangguk. Pria itu berjalan dengan riang dan aku mengikuti.

Dia mungkin juga memiliki tanda neon terang di atas kepalanya yang mengatakan 'transaksi ilegal'. Biasanya kau akan berpikir mungkin dia adalah tipe penyelundup yang menyelundupkan orang ke ruang kargo, tetapi setelah mempertimbangkan lebih dekat, sesuatu terasa tidak beres.

Ibukotanya jauh, tetapi hanya butuh lima hari dengan kereta kuda. Kereta mungkin bisa sampai di sana dalam satu hari tanpa penundaan dan tanpa risiko bandit, tapi aku tidak berpikir ada banyak permintaan untuk penyelundupan penumpang semacam ini. Satu-satunya orang dengan kebutuhan semacam itu mungkin adalah buron atau pengungsi.

Itu mencurigakan sekali. Tetapi dalam kasusku, aku punya alasan bagus untuk mengikutinya.

Kami meninggalkan stasiun kereta yang mempesona di belakang, mengikuti rel. Aku melihat semakin sedikit orang. Rumah-rumah mulai digantikan oleh tempat perlindungan yang terbuat dari tanah dan lumpur. Mungkin kebisingan dan getaran kereta telah menurunkan harga tanah di sini.

Kami memasuki gudang besar dekat rel. Ada sepuluh lebih manusia yang memeriksa sejenis peti kayu, ditambah beberapa budak beastman yang membawa peti besar.

Pria itu berteriak ke arah belakang ruangan. "Ketua! Penumpang terakhir di sini!”

"Hei, kerja bagus!" Sebuah suara berat menjawab. Itu milik seorang lelaki berbadan besar penuh otot, tampak berusia sekitar lima puluh tahun. Dia benar-benar tampak seperti bos geng bandit yang menyamar.

Bos memeriksaku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia menyeringai, “Sial, aku tidak mengharapkan ini darimu! Kau mendapatkan penumpang yang bagus!”

"Heheh!" Pria kurus itu tertawa kecil.

"Budak! Bawa kargo ke stasiun! Gadis kecil, kau pergi ke sini."

"..."

Pada titik ini, aku tidak berpikir akan ada twist yang mengungkapkan orang-orang ini untuk benar-benar menjadi orang baik. Aku diam-diam mengikuti seseorang yang disebut ketua. Kami berhenti di depan peti besar.

"Kau akan tinggal di sini."

Pria lain di samping peti membuka tutupnya. Aku hanya melihat gadis-gadis kecil di dalam, baik manusia dan demihuman. Ada sekitar sepuluh dari mereka yang saling berdekatan. Semua cantik dan tampak seperti mereka dipilih dengan cermat.

Beberapa menangis. Beberapa dengan wajah kosong, sudah pasrah dengan nasib mereka. Beberapa meringkuk ketakutan ...

"Hei ... mereka tidak terlihat seperti penumpang bagiku," gumamku.

Ketua mengeluarkan tawa yang kemudian berubah menjadi tertawa terbahak-bahak. "Apakah begitu? Kalau begitu maaf mengecewakanmu. Mereka sebenarnya mendapatkan perawatan yang cukup bagus di sini. Bagaimanapun, mereka masih hadiah untuk para bangsawan di ibukota.”

Lalu dia memberi perintah, tangannya sibuk mengeluarkan cerutu, "Kalian berdua, kumpulkan ongkos penumpang terbaru kami dan bawa dia masuk!"

"Mengerti." Pria kurus dan pria lain terkikik. Tangan mereka menggapaiku.

... yah, ini cukup sesuai harapan.

“Baiklah, beri kami semua uangmu, brengsek!”

“Ap-aghk!”

Aku mengubah kedua tanganku menjadi kabut, mengisi paru-paru mereka dan menyerap hidup mereka.

Seperti yang kupikirkan, kekuatan tempurku masih terlalu rendah untuk mengeringkannya dalam sekejap. Aku hanya punya sepuluh persen dari sihirku.

"Ayo, apa yang membuat kalian berdua begitu lama ..."

Erangan mereka mendorong ketua untuk berbalik dan dia disambut dengan pandangan orang-orangnya yang dengan cepat berubah menjadi mumi yang berdiri. Cerutu, yang baru saja dinyalakan, keluar dari mulutnya yang terbuka lebar.

"Apa ..."

--------------------
[Shedy]

[Ras: Mistral]

[Iblis Kecil (Peringkat Rendah) ]

[MP: 206/776 ] 16 ↑

[Total Combat Power: 282/853 ] 17 ↑
--------------------------

Aku sudah tahu ini, tetapi manusia benar-benar jauh lebih efisien. Sekarang aku benar-benar mengerti perasaan monster yang menyerang manusia begitu mereka melihatnya.

Dan itu bukan berarti aku akan melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap manusia. Mencari sampah masyarakat seperti ini untuk dibunuh adalah kesempatan yang langka bagiku.

Aku menjaga lengan kabutku seraya melemparkan senyum penuh rasa terima kasih kepada ketua. Wajahnya berkedut. Dia berteriak.

“Kalian semua, datang ke sini! Bocah sialan ini aneh!!”

Menjawab panggilan itu, sekitar lima bawahannya berlari masuk dari pintu masuk. Mungkin yang lainnya membawa senjata?

"Ada apa, Ketua?!"

"Bocah ini?!"

Apakah mereka hanya meremehkanku karena aku masih kecil, atau apakah karena kesetiaannya kepada bos mereka? Para pria datang hanya dengan tangan kosong atau paling banyak, pisau kecil sebagai senjata.

Kekuatan mereka sekitar 100 poin. Aku pikir mereka adalah pria yang terbiasa dengan kekerasan dan aku bahkan tidak memiliki 300 poin kekuatan saat ini. Namun, mereka tidak memiliki senjata yang efektif. Aku tidak akan pernah kalah.

"Apa-apaan ini si-aargk ..."

Aku menyedak salah satu dari mereka dalam ikatan kabut. Dia roboh seperti cabang pohon yang kering dan busuk. Ketakutan yang tidak diketahui mendorong empat lainnya mundur beberapa langkah.

Bang! Bersama dengan ledakan dering, aku merasakan sesuatu menembus perutku.

"H-Hahahah ... mati kau, dasar aneh!"

Ketua mengarahkan tabung melengkung di tangannya ke arahku. Itu tampak seperti pistol dari masa lalu.

“Inilah kesempatan kita! Semuanya, tangkap dia!” perintahnya. Orang-orang itu menekan rasa takut mereka, saling memandang, lalu mengangguk. Mereka mendekat.

Aku memutar lengan kananku lagi, lalu mengeluarkan salah satu belati yang tersisa dan kupotong leher pria di depanku. Dia jatuh dalam kesakitan. Tiga lelaki lainnya maju tanpa peduli, jadi aku menyebarkan tubuhku ke bentuk yang lebih besar, berukuran dewasa dan mengeringkannya dalam sekejap.

"Seekor monster …?"

Rupanya ketua telah mendapat kesan bahwa mengubah tanganku menjadi kabut hanyalah kemampuan khusus, sama seperti anak-anak dewa. Sampai sekarang, dia masih mengira aku adalah manusia.

Seandainya aku betul manusia, tembakannya saat itu akan benar-benar fatal. Bahkan dengan tubuh kabutku, masih sakit sedikit karena kepadatan tinggi yang kumiliki dalam bentuk humanoid-ku. Aku baru saja memulihkan sihirku lagi dan dia sudah membuatku membuang sebagian darinya.

-----------------------
[Shedy]

[Ras: Mistral ]

[Iblis Kecil (Peringkat Rendah) ]

[MP: 226/816 ] 40 ↑

[Total Combat Power: 307/897 ] 44 ↑
-----------------------

"Ketua!"

Aku merasakan lebih dari sepuluh orang mendekat dari pintu masuk di radarku. Mjngkin bala bantuan dengan senjata.

Kalau begitu ... saatnya serius.

Aku kembali ke bentuk kabut total, menyingkap diriku keluar dari pakaianku dan membengkak menjadi awan yang mengancam. Di sudut penglihatanku, aku melihat kaki ketua itu keluar. Dia [Takut] padaku.

***

Ada satu hal yang aku sadari dari pertempuran yang aku alami sampai sekarang: aku mendapatkan lebih banyak sihir dari menyerap orang-orang yang memikirkan hal-hal buruk. Dan aku bisa memulihkan lebih banyak sihir dari orang-orang yang [Takut] melihatku.

Itulah sebabnya aku bertarung dalam penampilan sejatiku, kecuali ... aku lupa tentang anak-anak.

Kesalahan besar. Anak-anak yang malang, beberapa dari mereka bahkan jatuh dalam teror. Aku seharusnya tidak membiarkan saksi hidup-hidup, tapi, yah ...

"Jangan bilang siapa-siapa, oke? Atau …"

... aku akan memakanmu.

Mereka sepertinya mengerti tiga kata yang tidak kuucapkan ketika mereka melihat senyumku. Mereka semua mengangguk dengan panik dan mata berkaca-kaca. Ngomong-ngomong, Blobsy mengurus semua mayat, jadi kupikir tidak ada yang akan langsung percaya pada anak-anak itu jika mereka masih memutuskan untuk berbicara.

Mereka bisa menemukan jalan pulang sendiri, 'kan? Aku merasa kasihan pada anak-anak demihuman, tetapi aku tidak wajib menyelamatkan semua orang, aku juga tidak punya waktu.

Jadi, aku mengunjungi ruang kantor penyelundup manusia untuk meminjam sedikit uang. Aku menemukan 3 koin emas besar dan 5 emas kecil. Ini cukup untuk tiket kereta ekspress.

Aku kembali ke stasiun, suasana hatiku meluap. Namun, ada sesuatu yang mengejutkan menungguku.

"Tunggu, sudah terjual habis?"

Tiket ke ibukota terjual habis. Siapa yang akan membeli begitu banyak tiket?!

Menurut pria muda yang berjaga di kantor penjualan tiket, kereta memiliki lima gerbong. Gerbong pertama adalah lokomotif, jadi ada empat gerbong yang tersedia.

Salah satunya untuk pengiriman, satu lagi untuk makan. Orang-orang dapat memasuki dua gerbong yang tersisa, tetapi gerbong-gerbong ini bukan tipe yang memiliki deretan kursi seperti yang kubayangkan. Sebagai gantinya, kedua gerbong memiliki kamar pribadi dengan kapasitas enam orang dan setiap gerbong memiliki empat kamar seperti itu. Hanya ada delapan kamar secara total.

Satu-satunya orang yang membayar begitu banyak untuk perjalanan adalah para bangsawan atau orang kaya, jadi umumnya kamar-kamar ini tidak dibagi. Membayar seluruh kamar berarti membayar untuk enam orang, tetapi mereka punya uang. Mereka tidak peduli.

“Kali ini, ada beberapa orang dari negara lain. Mereka menyewa seluruh gerbong. Jadi, sebenarnya kita sudah kehabisan tiket sejak kemarin ... Ngomong-ngomong, jika kau belum memiliki kamar penginapan, bagaimana kalau datang ke tempatku?”

"Tidak, terima kasih."

Dan di sinilah aku, mengira dia ternyata ramah ...

Kelihatannya orang-orang di sini tidak terlalu peduli dengan usia seperti orang di bumi, mereka hanya melihat penampilan dan fisik. Di kota, aku bahkan melihat seorang pria berusia lebih dari tiga puluh tahun bergandengan tangan dengan seorang remaja.

Yah, bahkan dengan perbedaan itu, tubuhku tetap hanya anak-anak.

Selain itu, apa yang harus kulakukan tentang naik kereta ...

Baiklah, kurasa aku akan menyelundupkan diriku di atas kereta. Pada akhirnya, aku kembali ke rencana semula. Namun, sekarang setelah aku tahu ada ruang untuk perdagangan anak-anak di gerbong barang, aku memutuskan untuk masuk ke sana.

Jika aku ingat dengan benar, satu hari di dunia ini hampir sama dengan di bumi. Aku melihat menara jam yang baru di pusat kota. Aku bertanya-tanya apakah itu pertanda budaya bumi bocor.

Kereta akan berangkat jam sembilan malam ini. Orang-orang naik setelah makan malam di kota. Aku berbaur dalam kegelapan dan masuk melalui jendela gerbong barang tepat sebelum kereta berangkat.

Karena aku gas, aku bisa berpegangan di atas kereta, tetapi ada alasan mengapa aku ingin mengamankan tempat yang relatif aman.

----------------------
[Shedy]

[Ras: Mistral ]

[Iblis Kecil (Peringkat Rendah)]

・ Iblis kabut penyihir yang menari di atas lautan utara. Bentuk kehidupan spiritual yang cerdik.

[MP: 565/935 ] 119 ↑

[Total Combat Power: 658/1028 ] 131 ↑

[Keterampilan Unik: <Reroll\ data-tomark-pass > <Cyber-Manipulation\ data-tomark-pass > ]

[Keterampilan Rasial: Ketakutan ]

[Identifikasi Sederhana]

[Bentuk Humanoid (Mahir)]

[Pengepakan Ahli]

[Peringkat Kelas Tersedia]
---------------------

Aku tidak tahu apakah itu karena sihirku menembus 900 poin atau karena kekuatan tempurku menembus 1000 poin. Hal yang aku tahu hanyalah bahwa aku bisa naik peringkat lagi.

Dikatakan 'kelas', jadi rasku tidak berubah, 'kan? Aku tidak berpikir akan ada masalah. Tetap saja, ini adalah peringkat pertamaku sejak aku lolos dari sistem.

Setiap kali aku berevolusi, proses itu selalu selesai sebelum aku bisa mengerti apa yang sedang terjadi. Namun, aku percaya bahwa lebih baik menyimpan gambaran yang jelas tentang apa yang aku inginkan dalam pikiranku.

Baiklah ... aku ingin menjadi lebih kuat sambil menjaga tubuh kabutku ... jika mungkin, aku ingin menjadi cukup kuat agar wujud manusiaku menjadi layak tempur juga.

Aku terus mengulangi kata-kata itu di kepalaku seperti mantra dalam upaya untuk mengukirnya jauh ke dalam pikiranku. Aku duduk dengan lutut dipeluk di sudut ruang kargo. Dan sebelum aku menyadarinya, kesadaranku menjadi tertidur.

……………

………

……

...

"Hei, Shedy. Bangun!"

... bwah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar