AoD 44 Kota Hiburan A

Minggu, 13 Agustus 2023

 Aku melihat beberapa avatar monster aneh.


Mereka adalah avatar, benar ...? Aku melihat mereka ketika diriku berada di pantai dekat Kerajaan Soixansept. Negara itu sendiri terletak di daratan barat daya dari Benua Tengah yang aku sendiri tidak yakin apakah itu adalah benua atau kepulauan.

Melihat buku panduan itu, negara-negara di sini tampaknya memiliki suasana Amerika Selatan yang cukup mirip. Negara besar, Kerajaan Soixansept, mengingatkanku pada surga tropis di bumi. Wilayah itu juga menjadi salah satu tujuan wisata paling terkenal di dunia ini. Negara-negara di sekitarnya tidak jauh berbeda dengan resort dan pariwisata yang dikembangkan.

Sebenarnya, rencana awalku bukanlah pergi ke Soixansept. Aku ingin naik jaringan Pohon Dunia ke negara tetangga, Sanhuit. Seperti biasa, aku bangkit karena penghalang, tetapi titik kebangkitanku berada pada lintasan menuju karang di dekat Soixansept.

... Tidak, aku tidak mengeluh.

Blobsy membersihkan air laut dan rumput laut di jubahku dalam sekejap.

Mempertimbangkan tempat pendaratanku, aku berpikir untuk mengambil kesempatan untuk melihat-lihat negara terdekat. Beberapa waktu kemudian, di pantai yang agak jauh dari kota pelabuhan, aku melihat sekelompok petualang bertarung melawan beberapa monster.

Para petualang adalah party tiga orang. Kekuatan tempur mereka semuanya di bawah 100 poin. Mereka semua memiliki peralatan yang mirip dan terlihat familier, dan gerakan mereka agak canggung. Mungkin mereka adalah pemain.

Lawan mereka adalah tiga monster.

Seekor keledai hitam, seekor kambing yang tampak jahat, dan seekor ayam jantan dengan seekor ular sebagai ekor. Mereka berdiri satu sama lain.

... monster? Apakah mereka benar-benar monster biasa?

Ketiganya hanya memiliki sekitar 60 hingga 70 poin kekuatan tempur. Namun, mereka dengan mudahnya menyapu para pemain.

Ya, mereka benar-benar pemain yang menggunakan avatar monster di sini.

Sejujurnya aku terkejut para pengembang game benar-benar melakukannya. Tetap saja, gerakan mereka terlihat kaku, ketiganya memiliki jenis fleksibilitas yang sama. Apakah mereka mengendalikan avatar dalam mode semi-otomatis?

Adegan itu hanya tampak seperti sekelompok mantan pemain beta yang mengintimidasi para pemula.

Terserahlah. Tidak seperti mereka merugikan siapa pun.

Aku bersiap-siap meninggalkan mereka.

Tiba-tiba, angin bertiup tak terduga. Aku langsung menahan tudungku, tetapi aku perlu satu detik untuk melakukan hal yang sama dengan rokku.

"Eep!"

Sebenarnya menutup rok itu hanya reflek. Saat tersingkap dari balik jubah, lapisan kain memenuhi bagian dalam hingga penuh. Sedikit angin saja tidak cukup untuk mengungkapkan apa pun.

Aku melihat sekeliling. Puluhan meter jauhnya, pemain dan monster tidak lagi bertarung satu sama lain. Mereka semua sudah jatuh ke tanah, pandangan mereka tertuju ke arahku.

"..."

"..."

"..."

"..."

Dalam sekejap mata, bagian tertentu dari pantai dan samudra biru di belakang mereka membeku.

… aku punya hal-hal yang lebih penting untuk dikhawatirkan daripada kecerobohan itu. Aku cukup yakin tidak menunjukkan telingaku, tetapi serangan barusan mungkin hanya akan membuatku dicurigai.

Aku harus segera pergi. Sayangnya, jaringan Pohon Dunia tidak tersedia bagiku sampai aku menghancurkan dan menghidupkan kembali Pohon Muda lain, jadi aku hanya bisa mengandalkan kekuatanku sendiri. Aku pergi sebelum drone pengamat datang ke tempat kejadian.

Aku tetap dalam wujud manusia dan berlari langsung ke utara dari Soixansept, melintasi garis pantai barat dan mengabaikan Santseis, sebuah negara kecil yang aku temui di jalanku. Begitu diriku mencapai hutan lebat dan tidak rata di utara, aku berubah menjadi kabut penuh dan terbang melaluinya, keluar ke arah laut.

Dua puluh ribu total kekuatan tempur bukanlah lelucon. Tentu saja aku tidak secepat pesawat, tetapi aku bisa mengimbangi kereta ekspres. Benua ini benar-benar lebih seperti dua benua kecil yang terhubung oleh sedikit tanah. Jadi, dengan memotong melalui laut, aku dapat menghemat satu ton waktu perjalanan.

Masih butuh tiga hari tanpa istirahat. Aku datang ke bagian atas benua bukan hanya untuk melarikan diri, tetapi juga karena ada dua negara besar di sana.

Wartos, Kota Hiburan.

Sautonn, Kota Judi.

Seperti yang bisa kau lihat dari namanya, kedua negara itu tidak benar-benar aman. Demikian pula, kata 'Kota' mencerminkan fakta bahwa pemerintah dan penduduk kedua negara ini terkonsentrasi di ibu kota mereka. Negara-negara itu sendiri sebenarnya tidak terlalu besar.

Meski begitu, mereka termasuk di antara negara-negara terkaya di dunia. Dan di kedua negara, mafia memiliki kekuatan lebih daripada bangsawan. Itulah alasan mengapa buku pedoman merekomendasikan para wisatawan yang tidak berpengalaman untuk tidak pernah menyimpang dari jalan-jalan utama.

Wartos memiliki toko-toko tempat dimana dirimu dapat membeli dan menggunakan obat-obatan yang ilegal. Dan Sautonn, bayangkan saja Las Vegas tanpa hak asasi manusia.

Aku memilih wilayah ini karena kupikir sebagian besar pemain normal tidak akan datang ke sini. Dan karena aku berpikir bahwa karena tempat itu penuh dengan orang jahat dan orang-orang yang tidak suka diawasi maupun diamati --salah satu prasangka yang kumiliki-- maka itu mungkin berarti mereka lebih waspada secara ajaib. Kesimpulannya, drone pengamat di sana akan lebih sedikit dibanding dengan daerah lain. Mungkin. Semoga saja.

Dengan kata lain, itu hanyalah salah satu dari rencanaku yang kacau.

Yah, itu bukan satu-satunya alasan ...

Tiga hari kemudian, aku tiba di pantai dekat Wartos. Aku berubah menjadi manusia, mengenakan jubahku, dan menuju ke Kota Kesenangan. Pertama, aku harus mencari cara untuk masuk.

Sejujurnya, aku gugup mencoba menyerang negara besar. Namun, mengingat situasi saat ini, aku memiliki peluang untuk berhasil.

Beberapa waktu kemudian, sebuah kota besar muncul dalam pandanganku. Dari kejauhan, aku melihat bangunan saling menyatu seperti puzzle yang berantakan. Aku sangat yakin bahwa kabut asap berwarna mencolok yang menutupi seluruh kota bukan hanya imajinasiku.

Ada barisan kereta dagang di depan gerbang utama, datang entah untuk membeli atau menjual lebih banyak obat. Kontrol perbatasan memakan waktu yang cukup lama untuk masing-masing. Aku bertanya-tanya apakah mereka berhati-hati dengan mafia dan mata-mata asing?

Walaupun begitu, terlepas dari kewaspadaan mereka, keamanan itu sendiri tidak terlalu sulit.

Orang-orang di benua lain masih belum menganggap serius apa yang sudah kulakukan. Mereka pikir itu belum menjadi masalah mereka. Mereka hanya mengkhawatirkan mata-mata, bukan tentang ancaman eksistensi asing terhadap negara mereka.

Juga, dengan bagaimana mafia memiliki kekuatan lebih dari para bangsawan, prajurit dan kesatria mereka tidak berdaya. Militer mereka bahkan tidak cukup untuk melindungi seluruh negara.

Aku tidak akan berani mencoba ini di negara lain, tetapi dengan seberapa tebal kabut dan seberapa tipis keamanan mereka, mungkin saja aku bisa berubah menjadi kabut dan melewati gerbang depan, satu-satunya lubang di penghalang.

Aku mendekati gerbang, menggunakan semak-semak di dekatnya sebagai penutup. Kemudian, aku mengubah diri menjadi kabut tipis dan diam-diam melayang melewati gerbang. Dengan penguasaan wujud manusiaku, aku mungkin bisa melewati penghalang, tetapi mari kita tinggalkan eksperimen ketika ada cara lebih aman.

Saat aku terbang melewati gerbang, keraguan muncul di wajah penjaga gerbang sejenak. Kemudian mereka menyeret pipa-pipa mereka yang berbau aneh dan menghembuskan asap seraya memandang ke arah awan. Sepertinya kekhawatiranku tidak berdasar.

Aku berjalan ke sebuah kios yang menjual apa yang tampak seperti taco. Aku membeli sebagian dan menanyakan kepada pemilik sebuah pertanyaan.

"Bisakah kau memberitahuku di mana istana raja?"

Pria paruh baya itu menjawab bahkan ketika dia terus memasak tortilla. Dia terdengar bosan.

“Apa kau juga ingin bergabung dengan haremnya? Lupakan saja, Nona. Tentu saja kau akan kaya, tetapi otakmu akan meleleh akibat semua obat di sana.”

Kemudian, dia menolehkan kepalanya untuk menunjukkan arah.

Tempatnya berada di suatu wilayah di pusat kota. Tentu saja aku tidak terkejut mengingat kota dibangun di sekitar Pohon Muda.

Kalau begitu, bagaimana aku harus melakukan ini? Jujur, dengan bagaimana kota itu, aku mungkin bisa berubah menjadi kabut untuk menyelinap ke dalam istana. Namun, ini adalah negara yang besar. Aku tidak tahu perangkap macam apa yang mereka pasang di sekitar Pohon Muda.

Bahkan jika segalanya berjalan lancar, aku masih ingin umat manusia memperhatikan apa yang aku lakukan. Paling tidak, aku ingin memastikan mereka mengingatnya kali ini.

Kemungkinan, mafia juga memiliki pejuang mereka sendiri untuk melengkapi kekurangan tentara dan kesatria di negara ini. Pertarungan langsung itu berisiko sampai aku tahu berapa banyak yang mereka miliki.

Namun, peluangku bagus.

Sebagai langkah pertama dari rencanaku, aku berjalan keliling kota, berpura-pura memakan makananku sambil memainkan peran sebagai seorang gadis yang sedang mencari sesuatu. Umpan tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan gigitan.

“Hei, nona muda. Aku punya beberapa barang bagus di sini. Ingin beberapa?" Seorang apoteker kota memanggilku.

"… berapa banyak?"

Daun dan salep yang tampak mencurigakan pada dasarnya berkisar antara 1 sampai 5 perak kecil.

"Tuan, apakah Anda memiliki sesuatu yang lebih baik?" kataku, memberinya koin emas besar dan lebih lanjut memberinya perak. Dia berseri-seri.

"Whoa, nona muda, bukankah kau benar-benar seorang pecandu? Tentu kita memilikinya, tetapi aku harus kembali ke kantor untuk mengambilnya. Aku tidak memilikinya sekarang. Dan jika kau dapat menangani harganya, kami dapat membantumu mendapatkan tempat tinggal dan juga budak demihuman untuk bermain dengannya.”

"Bisakah Anda menunjukkan tempat Anda pada saya?"

Akan menyusahkan jika dia memutuskan ingin menjualku seperti yang terjadi padaku sebelumnya, jadi aku memberi perak lagi padanya dan memainkan peran sebagai pelanggan yang murah hati. Dia tiba-tiba mengubah nada suaranya.

"Baiklah, Tuan Putri, tolong datanglah ke sini!"

Aku bertanya-tanya apakah mereka memiliki semacam gagasan bahwa para pedagang tidak seharusnya memiliki kantor di jalan-jalan utama? Setelah melewati gang layaknya labirin, kami memasuki distrik gudang. Aku dipandu ke sebuah rumah tua berlantai tiga.

"Yo Boss, kita punya pelanggan yang luar biasa di sini!"

Pria itu berteriak ketika kami memasuki gedung. Lebih ke dalam, seorang pria yang berumur sekitar empat puluh tahun berhenti mengerjakan dokumen-dokumennya dan berdiri. Dia berjalan ke arah kami dengan seringai di wajahnya.

Bos melihat dari wajahku yang masih tertutup kerudung hingga tumit yang terlihat dari bawah ujung jubahku dan diam-diam mengangguk. Dia membawaku ke ruang pertemuan.

"Baiklah, Nyonya. Apa yang Anda suka?"

“Sesuatu yang tahan lama dan cukup kuat. Berapa banyak yang dapat Anda berikan?"

"Berapa banyak yang Anda inginkan?"

"Mari kita lihat ... untuk saat ini sekitar lima kereta kuda." Dengan santai aku berkata.

Bos itu berkedip. “... kita punya sesuatu. Jenis yang dilarang Benua Tengah karena terlalu kuat. Tidak cukup untuk mengisi lima gerbong, tetapi gudang kami di belakang seharusnya cukup untuk empat gerbong. Nyonya, apakah Anda punya uang? Satu kereta saja akan memberimu seratus emas besar.”

"Oh, jangan khawatir tentang itu ..."

"A-Apa ..."

Aku mendapatkan apa yang perlu kudengar, jadi aku membekukan seluruh lantai. Aku menghancurkan pintu es dan menuju ke gudang-gudang belakang.

Aku memulai pencarianku dan membekukan siapa pun yang kutemui di jalan. Kemudian, aku menemukan ada beberapa gudang.

"... Aku seharusnya meminta mereka untuk membimbingku ke sana terlebih dahulu sebelum melakukan itu ..."

Rupanya pangkalan ini milik salah satu keluarga mafia yang besar. Kupikir diriku hanya berurusan dengan kelompok menengah.

Yah, nasi sudah menjadi bubur. Aku bertanya-tanya apakah mungkin diriku harus mencari orang yang selamat atau menunggu sampai orang lain kembali. Ketika aku terus mencari di gudang, tiba-tiba aku mendengar sesuatu dari samping.

"Ook!"

... halo, tuan ... monyet?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar