Juu Sai no Sakyou B3P1

Kamis, 14 Maret 2019

Pertama Kali




Ketika Ferris terbangun, dia menyadari bahwa dirinya berbaring di tempat tidur setelah membuka matanya. Langit-langit yang berwarna putih bersih. Hal ini berbeda dari dinding batu bara berwarna abu-abu yang biasa dia lihat. Terlebih, objek yang dia tiduri bukanlah kasur jerami tipis yang selalu dia gunakan di tambang batu bara, tetapi tempat tidur yang empuk. Dia merasa seolah-olah sedang berbaring di atas awan yang dengan lembut melilit tubuh kecilnya.


Apa aku ... masih di tengah mimpi?

Ferris merasa bermasalah.

Ada lampu lucu yang memberikan penerangan di langit-langit dan meja yang terlihat mahal di dekat tempat tidur. Ferris belum pernah melihat atau mendengar kamar yang sedemikian indah dalam hidupnya. Namun, kesadarannya jelas dan semua yang dilihatnya begitu detail sehingga dia tahu ini bukanlah mimpi melainkan kenyataan.

Bagaimana bisa dia berada di tempat seperti ini? Ferris mencoba mengingat ingatannya sebelum dia kehilangan kesadaran.

"Oh, kau sudah bangun?"

Seorang wanita muda berambut emas membuka pintu dan memasuki ruangan. Wanita muda ini, jika Ferris ingat ...

"Ka-kau?"

"Alicia. Alicia Gutenbelt. Dan kau? Siapa namamu?"

"Aah, aku Ferris!"

Ferris melompat keluar dari tempat tidurnya dengan panik untuk menyambutnya, tetapi kepalanya malah merasa pusing. Dia tidak bisa berdiri dengan benar sehingga Alicia segera pergi dan menghentikannya.

"Kau seharusnya tidak bergerak dengan tiba-tiba. Mungkin karena menggunakan sihir yang kuat sehingga membuatmu pingsan. Tubuhmu sepertinya tidak bisa menangani beban sihir tersebut. Dengan kata lain, kau belum pulih sepenuhnya."

"Sihir? Aku?" Ferris dalam keadaan bingung.

Dia tahu keberadaan sihir. Namun, ini adalah kekuatan yang hanya bisa digunakan oleh beberapa orang terpilih. Majikannya selalu mendiskusikan topik tentang sihir dan terus mengkritik para penyihir dan suara iri selalu bercampur dengan kata-katanya. Namun, ini adalah topik yang sepenuhnya terkait dengan Ferris.

"Benar, kau bisa menggunakan sihir. Sejujurnya, aku masih tidak bisa mempercayainya tapi karena aku melihatnya tepat di depan mataku, aku tidak punya pilihan selain menerimanya. Binatang panggilanmu."

"Binatang Panggilan?"

Ferris mengingat kembali tentang Leviathan, makhluk hidup sangat kejam dan jahat yang diselimuti api. Tidak, dia bahkan tidak tahu apakah makhluk itu bisa dianggap sebagai makhluk hidup dan Ferris mulai menggigil ketakutan setelah sosoknya yang menakutkan melayang di benaknya.

Wanita muda berambut emas --Alicia-- meraih tangan Ferris.

"Terima kasih, Ferris. Berkat dirimu, aku tidak diculik oleh orang-orang itu. Aku bersedia melakukan apa pun untuk menunjukkan rasa terima kasihku. Jadi, tolong katakan padaku apa yang kau inginkan tanpa syarat."

Bola mata hijau kebiruan Alicia menatap lurus ke arah Ferris.

"Ti-tidak perlu, terima kasih! Juga, aku tidak menolongmu untuk sebuah imbalan! Kebetulan saja aku di sana untuk membantu!" Ferris panik.

Benar sekali, itu kebetulan.
Jika Leviathan tidak muncul, Ferris dan Alicia akan diperlakukan dengan kejam oleh para penjahat.

Sesuatu yang menolong kita bukanlah kekuatanku. Aku lemah, aku hanya seorang budak. Hal seperti itulah yang dipikirkan Ferris.

"Mungkin itu benar tapi tetap saja, tolong katakan padaku apa pun keinginanmu. Aku tidak bisa melepaskan semua ini tanpa menunjukkan rasa terima kasihku padamu." Alicia mulai berbicara dengan penuh semangat sambil memegang tangan Ferris dengan erat.

Melihat tangan hitam kotornya dipegang oleh seorang wanita dengan tangan bersih yang indah, Ferris merasa malu. Terhadap seseorang yang sangat berbeda dengannya, dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi. Tanpa melepaskan tangannya, Ferris dengan putus asa mulai memikirkan keinginannya.

"I-itu, itu ... "

Kemudian, pada saat itu, suara bermartabat dari seorang wanita bisa terdengar dari koridor.

"Sebelum itu, saya percaya akan lebih baik bagi tamu kita untuk mandi."

Menatap ke atas, dia melihat seorang wanita berdiri di koridor dengan ekspresi tegas di wajahnya. Dia mengenakan gaun dengan embel-embel dan rambutnya diikat dengan dekorasi cantik.

Ferris tidak tahu tentang seragam pelayan sehingga dia tidak tahu bahwa perempuan itu adalah pelayan. Dia hanya merasa bahwa sosok di hadapannya adalah orang yang menakutkan. Tentu saja Ferris tidak mungkin tahu bahwa wanita itu adalah kepala pelayan.

Alicia mengangguk.

"Benar juga, itu masalahnya. Seorang gadis tidak boleh seperti ini! Baiklah, ayo pergi!"

"Eh ... eh ...?"

Berpegangan tangan dengan Alicia, Ferris ditarik keluar dari ruangan.

"Putri Alicia?! Tolong biarkan pelayan yang mengurus tamu!"

Pelayan kepala dengan panik mencoba menghentikan Alicia tapi gadis itu tidak punya niat untuk berhenti.

"Aku tidak bisa melakukan itu! Aku akan merawat penolongku secara pribadi!"

"I-itu, aku, mau dibawa ke mana?!"

Ferris tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi padanya sehingga dia merasa takut terhadap seorang putri yang menariknya.

Tempat dimana Ferris berada sekarang adalah ruangan yang sangat luas. Lantainya terbuat dari marmer dan genangan air besar bisa dilihat di tengah.
T

idak, dilihat dari uap yang keluar dari air, itu mungkin air panas. 
Ada patung-patung binatang buas yang tidak dikenal di tepi genangan air dan air panas mengalir tanpa henti dari patung-patung itu.

"Di mana ini?"

Alicia berbicara kepada Ferris yang masih terpana.

"Ini adalah tempat untuk mandi. Aku akan mulai membersihkanmu dengan benar mulai sekarang. Sepertinya ada banyak kotoran yang menempel padamu."

"Mandi? Hal-hal seperti mandi, apa itu?"

"Eh?! Mandi itu ya mandi?"

"Apa yang harus aku lakukan?"

"Bukankah itu hanya untuk mencuci tubuhmu?"

"Mengapa aku harus mencuci tubuhku? Apakah aku perlu berdiri di depan patung untuk mandi?"

"Apa yang kau bicarakan?" Alicia mengangkat alisnya.

"Meskipun aku pikir itu tidak mungkin ... kau belum pernah mencuci tubuhmu sekali pun sampai sekarang ... kau tidak akan mengatakan itu, 'kan?"

"Aku mungkin tidak mandi, tapi ..."

Sepertinya ada suara sesuatu yang datang dari Alicia.

"Tunggu dulu, apa itu benar?! Aku tidak dapat memercayainya! Aku benar-benar tidak bisa mempercayaimu! Kau itu seorang gadis, benar?!"

"Aku mungkin seorang gadis ... "

"Jika benar seperti itu, kau harus mandi setiap hari! Ini adalah kebiasaan yang harus dimiliki semua gadis! Apa kau mengerti?!"

"Aku, tidak mengerti ... "

Ferris menjawab sambil ketakutan.

Meskipun dia diberitahu itu adalah kebiasaan bagi seorang gadis, tidak ada gadis yang berinteraksi dengannya sampai sekarang. Dia bahkan belum bertemu anak-anak lain pada usia yang sama sehingga Ferris tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Alicia menghela napas.

"Tidak ada cara lain. Meskipun aku merasa harus minta maaf padamu. Biarkan aku yang mencuci tubuhmu, lepas semuanya, lepas semuanya sekarang!"

Jeritan terdengar dari Ferris.

Tiba-tiba Alicia melepas pakaian Ferris yang compang-camping. Kemudian Ferris berdiri telanjang bulat dan mulai mundur dari Alicia sambil menggigil.

"A-apa yang kau lakukan?!"

"Apa yang aku lakukan? Kita baru saja memasuki kamar mandi jadi kita harus melepas pakaian. Karena kita berdua adalah perempuan, seharusnya tidak ada yang perlu malu!"

Alicia melepas gaunnya yang indah dan tidak malu mengungkapkan tubuh telanjangnya. Kulit putih murni, bahkan tidak ada setitik kotoran pun di tubuhnya. Sosok yang benar-benar sempurna. Gadis itu sempurna di mana pun kau melihatnya dan Ferris kesulitan mengetahui ke mana harus menatap. Kemudian, dia membandingkannya dengan tubuh mungilnya dan merasa malu. Dia tanpa sadar mencoba menyembunyikan tubuhnya dengan kedua tangannya.

"Baiklah, mari kita mulai mandi!"

Alicia menuntun Ferris ke kamar mandi besar. Dia menggunakan ember dan menuangkan air panas ke atas kepala Ferris, membuat gelembung di kepala Ferris dengan sampo dan mulai mencuci rambutnya. Beberapa sampo jatuh ke mata Ferris sehingga dia tidak bisa menahan tangis.

"Ah?! ini sangat menyakitkan!"

"Kau seharusnya tidak membuka matamu. Tutup matamu saat aku mencuci rambutmu."

"Ba-baik!"

Ferris menutup rapat matanya setelah diberitahu demikian oleh Alicia. Jari-jari ramping Alicia memijat di setiap sudut kepala Ferris yang membuatnya merasa nyaman. Setelah semua ketegangannya hilang, Ferris menghela napas lega.

Alicia mengulangi siklus menuangkan air panas ke kepala Ferris dan mencuci rambutnya beberapa kali. Setelah pekerjaan mencuci rambutnya selesai, dia mencuci tubuh Ferris di sesi berikutnya. Menyabuni kain kecil dengan sabun, tubuh Ferris digosok. Ketika Ferris merasa aneh dengan perasaan ini, dia memprotes berkali-kali tapi Alicia tidak mengizinkannya.

Dia tidak tahu sudah berapa lama berlalu.

Setelah tubuh Ferris digosok oleh Sang Putri, dia keluar dari kamar mandi dengan sedikit energi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar