Akuma Koujo V1B5

Senin, 18 Maret 2019

Aku Berusia Tiga Tahun


"Apakah kau mengingatku?"


Ayahanda bertanya sambil menatapku dengan cemas.

Tentu saja aku ingat. Selama kau adalah Ayahanda, aku tidak akan pernah melupakan orang yang begitu tampan sepertimu.

Wajahnya jelas mengungkapkan pikirannya. Karena dia hanya bisa datang melihat putrinya yang masih muda tidak lebih dari sekali atau dua kali setahun, wajar saja bagiku untuk melupakannya.

Sejak masalah sihir suci berlalu, aku --yang telah dengan kuat mengenali iblis dalam diriku-- semakin bertekad lebih kuat daripada sebelumnya untuk berperilaku seperti manusia, jadi aku akan mencoba yang terbaik untuk bertingkah layaknya anak perempuan yang baik.

"Ayahanda?"

Ketika aku memanggil dan berjalan ke arahnya dengan langkah tertatih-tatih, Ayahanda menunjukkan ekspresi terkejut.

"Ohh ... Yurushia. Jadi kau mulai memanggilku ayahanda."

Eh? Kalau dipikir-pikir, apakah ini pertama kalinya aku memanggilnya Ayahanda secara pribadi?

Tetap saja ... Ayahanda, bukankah kau sedikit terlalu takut? Aku tahu betapa tidak manusiawinya sosokku, tetapi jika kau takut padaku sampai sejauh itu, jujur ​​aku merasa sedih.

Tapi aku tidak boleh berkecil hati karena ini. Sebagai iblis lemah yang bersembunyi di antara manusia, ide terbaik adalah untuk dilindungi oleh orang-orang hebat seperti Ayahanda. Tentunya ini bukan karena tipe paman yang tampan menjadi favoritku atau semacamnya.

Pertama-tama, aku harus membuatnya terbiasa denganku.

Hari ini adalah ulang tahunku yang ketiga.

Untuk hadiah, aku menerima sisir yang terbuat dari perak dari Ibunda. Aku sedikit takut dengan benda-benda perak, sihir suci dan sejenisnya, tetapi tidak ada masalah yang terjadi. Kalau diingat-ingat, bukankah aku menggunakan sendok perak selama ini dan berakhir dengan baik-baik saja?

Dari ketiga gadis pelayan, aku menerima buku berjudul Dokumen Tentang Sihir yang Dapat Digunakan Sejak Usia Tiga Tahun. Padahal buku adalah barang yang mahal di dunia ini.

Dari Trufi --yang telah menyelesaikan pekerjaannya sebagai perawat yang menyusuiku dan kembali ke rumah-- aku menerima lukisan kecil untuk didekorasi di kamarku. Lukisannya sangat indah.

Dari Ayahanda, aku menerima boneka beruang besar, boneka kelinci berukuran biasa, karangan bunga mawar, dan satu ton permen yang dibeli dari toko terkenal di ibukota kerajaan.

Ketika aku mencoba makan permen ... tidak ada rasa yang cukup seperti yang diharapkan. Tentunya permen ini tidak kalah dalam hal kualitas jika dibandingkan dengan permen dari dunia mimpi, tetapi entah bagaimana itu tidak memuaskan. Namun, aku harus gigih dan memakan semuanya. Kalau tidak, semua orang akan sedih.

Pesta ulang tahunku telah berakhir. Ayahanda akan selalu pergi lagi ketika malam tiba, tetapi kali ini aku berusaha main-main agar dia tidak pergi.

Aku berjalan tertatih-tatih menuju Ayahanda yang selalu ragu. Aku menyentuhnya dan menarik-narik kakinya yang ada di sofa.

"Ada apa, Yurushia?"

Ketika mata kami bertemu, Ayahanda nampak kehilangan ketenangannya. Jadi, tidak ada gunanya kecuali aku bertindak lebih berani.

"Ayahanda, pelukan ~"

"Oh, ohh."

Ayahanda dengan mata terbelalak menjawab dengan suara yang sulit untuk mengatakan apakah itu balasan atau keluhan. Aku kemudian hinggap di atas pangkuannya dengan tangan yang kuat.

Aku agak bersemangat. Bukan sebagai anak perempuan, tetapi sebagai gadis.

(Ep Note : Neng Yuru, kamu tuh baru usia 3 tahun taoo. Sama papa sendiri pulak •'-'•)
" ……… " Entah bagaimana itu menjadi sunyi.

Aku secara emosional tergerak untuk duduk di pangkuannya dan menyandarkan punggungku di dada seorang lelaki, tetapi Ayahanda sepertinya bingung bagaimana cara berurusan dengan putrinya yang berusia tiga tahun.

Kemudian, aku menjalankan rencanaku.

Benar.

Aku adalah kucing.

Aku akan menjadi kucing.

Bukan berarti aku menyerah pada instingku. Aku menyentuh dada Ayahanda dengan hidungku.

Ayahanda sepertinya sedikit gemetar, tapi aku tidak keberatan. Ketika aku semakin mendekatinya, Ayahanda dengan malu-malu menepuk kepalaku.

Setelah mengerti keinginanku, Ayahanda menggosok kepalaku dengan tangannya yang besar.

Oh? Ada yang bau. Aroma harum yang sama yang Ibunda berikan menyebabkan aku semakin meningkatkan pelukanku.

"Apakah kau kesepian?"

Ayahanda bertanya padaku dengan suara lembut.

Eh? Benarkah? Menatap Ayahanda dengan tatapan yang sedikit merenung, aku melihat bahwa dia sekarang langsung menatap tatapanku dengan ekspresi sedih di wajahnya.

... Ho, bagaimana aku harus menjawab? Aku merasa sedikit bingung. Mungkin itu karena aromanya, tapi pipiku terasa panas ....

Tidak dapat menemukan jawaban dan menjadi malu di tengah menatap satu sama lain, aku melarikan diri ke bau yang memabukkan dengan mengubur wajahku ke dada Ayahanda.

"Muu ... "

"Kau benar-benar ingin dimanjakan ... Aku akan mencintaimu sebanyak yang kau inginkan."

Suara Ayahanda menjadi ceria saat dia dengan lembut menyisir rambutku dengan tangan besar dan menggelitik telinga dan leherku. Ayahanda sepertinya bersenang-senang saat dia dengan cepat menangkapku ketika aku memelintir tubuhku dari tangannya yang menggelitik.

Apa-apaan perasaan ini. Aku merasakan sensasi yang sama dengan ketika aku menenggelamkan tubuhku padanya. Apakah aku dijinakkan?

(Ep Note : yang Yuru maksud itu si
Black Panther)
"Niaa."

Membiarkan suara yang bahkan tidak bisa kujelaskan, aku lolos dari tangan Ayahanda untuk berlindung di dadanya.

"Yurushia seperti anak kucing." Ayahanda tertawa.

Merasakan wajahku menjadi semakin panas karena bisikan di telingaku, aku dengan tegas menempelkan wajahku ke dada Ayahanda untuk menemukan penghiburan dalam aroma memabukkan itu.

-------------------

Ada seorang pria bernama Folt.

Dia unggul dalam pedang, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Masa depannya penuh dengan harapan besar, tetapi dia tidak berpikir untuk menggunakan kemampuannya semaksimal mungkin.

Dia memiliki kakak perempuan dan kakak laki-laki. Hubungan antara ketiga saudara itu cukup baik.

Kakak perempuannya adalah wanita yang keras kepala, tetapi baik kepada mereka yang di bawahnya dan dicintai oleh semua orang di sekitarnya. Dia adalah kebanggaan saudara laki-lakinya, dan bahkan setelah menikah dengan keluarga yang jauh, ajarannya tetap kuat di dalam hati kedua saudara lelakinya.

Kakak laki-lakinya adalah pria yang gagah perkasa dan kepribadiannya adalah yang paling jauh dari yang digambarkan sebagai orang yang lembut. Ilmu pedangnya dengan mudah melampaui kemampuan adiknya --Folt-- dan keberaniannya membuatnya mendapatkan banyak pengagum.

Folt sangat menghormati kakak perempuan dan laki-lakinya. Pasangan kakak perempuan dan laki-laki juga menyukai adik lelaki mereka yang pintar,  jujur, dan bangga kepadanya. Namun, kepintaran dan kemampuannya membawa kemalangan.

Kediaman mereka adalah tempat yang aman. Kemudian, hanya satu orang yang bisa mewarisi rumah itu. Folt percaya dalam hatinya bahwa hanya kakak laki-lakinya --yang dijunjung tinggi oleh banyak orang-- yang layak menjadi penerus rumah mereka, dan bahwa tugasnya adalah menjadi kekuatan saudaranya. Maka, dalam rangka mencari ilmu yang lebih tinggi, ia mengabdikan dirinya untuk belajar tanpa istirahat.

Namun, seiring berjalannya waktu, ada beberapa yang menyuarakan pemikiran mereka tentang Folt sebagai kandidat pewaris yang cocok.

Folt menyangkal mereka semua. Namun, ketika dia menyadari bahwa suara-suara itu tidak akan berhenti, Folt tidak ragu untuk memohon pada ayahnya dan memutuskan untuk meninggalkan nama keluarganya.

Namun, orang yang menghentikannya tidak lain adalah kakak laki-laki Folt sendiri.

Kakak lelaki itu menyadari upaya besar yang dilakukan Folt dan sangat menghargai kekuatannya. Tentu saja ini karena ia mengenali karakter Folt lebih baik daripada orang lain.

Kakak laki-laki itu tidak keberatan menyerahkan posisi pewaris berikutnya selama Folt menginginkannya. Dia tahu bahwa Folt memiliki kemampuan untuk posisi itu, tetapi dia juga tahu bahwa Folt tidak menginginkannya.

Dia berharap agar Folt bebas. Namun, meski begitu, dia ingin Folt menunjukkan kemampuannya di sisinya dan menyusun skema yang bertentangan dengan keinginan adiknya. Dia tahu sepenuhnya bahwa dirinya akan dibenci.

Hal itu tidak bisa benar-benar disebut skema karena sedikit banyak kakak laki-laki itu hanya memenuhi tugas keluarga.

Rencananya adalah untuk menikahkan adik laki-lakinya ke dalam keluarga kerabat yang hanya memiliki seorang putri. Tidak akan ada masalah untuk saat ini, tetapi begitu adik laki-lakinya yang cerdik menikah dan jika kediamannya tumbuh dan memiliki pengaruh, itu pasti akan membawa masalah di masa depan.

Namun, sikap putri kerabat itu tidak baik dan ia memiliki pengalaman pahit dalam menyatukan keduanya untuk menikah.

Kakak laki-laki tahu bahwa adik lelakinya memiliki seseorang yang saling mencintai. Orang yang dicintainya adalah putri dari seorang perawat persusuannya dan juga saudara perempuan angkatnya. Dia adalah gadis yang sangat baik dan cantik.

Namun, sebagai anak asuh, ia tidak memiliki status sosial yang cukup tinggi. Keluarga mereka bahkan akan lebih menentang pernikahan mereka daripada gagasan untuk menikahkan adik laki-lakinya dengan saudara-saudaranya.

Hal ini menjadi sebab kakak lelaki itu menggunakan metode yang kuat untuk membawa adik lelakinya lebih dekat ke rumah kerabatnya. Meskipun dia tahu ini akan membawa kesedihan bagi adik lelaki dan perempuan angkatnya, dia tetap melakukannya.

Beberapa tahun berlalu dan dua putri lahir dari Folt. Keduanya mirip ibu mereka dan memiliki karakter yang buruk sehingga kakak laki-laki itu bahkan pernah bertanya kepada Folt apakah keduanya benar-benar anak-anaknya. Paling tidak, itu melegakan bahwa mereka bukan laki-laki.

Folt tidak sanggup menghadapi istri yang keras kepala itu, sementara di sisi lain, kedua putrinya lebih menyukai ibu mereka daripada ayah mereka.

Folt tiba-tiba berpikir. Apakah aku benar-benar mencintai istri dan anak perempuanku? Menurunkan gen dari ibu mereka yang cantik, kedua putrinya juga cantik. Orang lain mengungkapkan rasa iri mereka kepadanya, tetapi Folt tidak bisa mengerti mengapa. Dia tidak merasa dicintai oleh istri dan kedua putrinya.

Folt tahu bahwa yang dilakukan kakak laki-lakinya adalah demi dirinya sendiri. Dia benar-benar senang bisa bekerja untuk kakak laki-lakinya. Namun, bertentangan dengan perasaan itu, kekhawatiran Folt hanya terus menumpuk dan kelelahannya hanya memburuk ketika hari-hari berlalu.

Melihatnya dalam keadaan seperti itu, kakak laki-lakinya memberitahunya tentang tempat di mana ia akan dapat meredakan emosinya.

Dia menuju ke tempat itu sambil setengah ragu. Di sana dia menunggunya, menunggu seorang wanita --yang adalah saudara perempuan angkatnya-- yang tidak pernah berhenti mencintai Folt.

Keduanya sangat merasakan saling cinta yang mereka miliki untuk satu sama lain. Kemudian, ketika waktunya tiba, surga menganugerahkan malaikat di antara mereka berdua.

Anak perempuan mereka yang terkasih. Sosok yang hidup kembali setelah dinyatakan meninggal pada saat bayi kini tumbuh menjadi anak yang luar biasa sehat.

Dia begitu murni dan cantik sehingga Folt ragu-ragu untuk menyentuhnya.

Apakah aku tetap bisa mendekatinya? Aku punya istri dan anak-anak lain. Apakah aku layak menjadi ayahnya?

Pada saat itu adalah ulang tahun kedua putrinya. Folt terguncang melihat putrinya sendiri.

Putrinya adalah anak yang manis sekali setahun yang lalu. Namun, pada usia dua tahun dia menjadi sangat cantik.

Apakah dia benar-benar manusia? Apakah dia benar-benar bukan malaikat?

Terkejut oleh pikirannya sendiri, Folt lebih ragu dari sebelumnya dalam melakukan kontak dengan putrinya. Namun, meski begitu, ketika dia memejamkan mata, sosok wanita dan anak perempuan yang dia cintai akan datang ke pikirannya.

Ketika dia berpikir sendiri, bagaimana jika rasa takutku ini membuat putriku menatapku dengan mata dingin layaknya istri dan anak-anakku yang lain? Dia diliputi kecemasan yang mengancam akan meledakkan dadanya.

Pada hari ulang tahun ketiga putrinya, sekali lagi, dia menyimpan keraguan dan ketakutan di dalam hatinya ketika putrinya memanggil Folt dengan kata-kata Ayahanda. Dia telah mempertimbangkan kemungkinan dilupakan, itu tidak bisa membantu.

Namun, waktu yang mereka habiskan untuk berpisah terlalu lama dan dia tidak tahu bagaimana menghadapi putrinya.

Namun, tiba-tiba putrinya melakukan langkah pertama dengan menuntut pelukan dan pemandangan itu menyebabkan Folt menyadari betapa bodohnya dia.

Putrinya kesepian. Saat dia menyadari bahwa dia merasa sedih karena tidak bisa melihatnya, semua cinta yang telah dia tekan di dalam hatinya mengalir keluar untuk putri kesayangannya.

Mengapa aku menjaga jarak darinya hanya karena kecantikannya terputus dari norma?

Hanya karena aku tidak pantas untuk mencintainya, bagaimana mungkin aku menyebabkan putriku yang tidak bersalah dan berharga menjadi kesepian ...

Aku akan menyukai keduanya.

Dengan hidupku.

Bahkan jika dunia menjadi musuhku.

Aku tidak akan pernah memaksa dia untuk menikahi seseorang.

---------

Ada seorang gadis muda bernama Serina.

Dia telah berusia 20 tahun dan merasa sedikit malu disebut sebagai gadis muda, tetapi karena wajahnya yang seperti bayi, setiap orang tua yang mengenalnya memanggilnya seorang gadis, dan dia menyerah untuk mengoreksi mereka.

Dia bekerja sebagai resepsionis di akademi sihir di ibukota kerajaan.

Dia adalah seorang penyihir yang telah lulus dari akademi sihir beberapa tahun yang lalu. Keahliannya adalah sihir pemanggil dan insiden pemanggilan iblis telah terjadi pada saat kelulusannya. Akibatnya, dia mengalami beberapa kesulitan dalam mencari pekerjaan karena reputasi buruk dari para pemanggil.

Selain itu, Serina berasal dari orang biasa tanpa koneksi. Tetapi kepala profesor di akademi sihir berpikir itu sangat disayangkan. Mengetahui seberapa tepat keahliannya dalam menggambar lingkaran sihir, dia direkomendasikan olehnya untuk pekerjaan kantor. Tetapi untuk beberapa alasan, dia ditugaskan ke pos resepsionis.

Tentu saja Serina tidak memiliki keluhan terhadap pekerjaannya.

Dia suka meneliti sehingga dia akan membantu profesor dengan penelitiannya kapan pun dia punya waktu luang, dan dia juga resepsionis yang ahli, membuatnya populer di kalangan pengunjung. Bahkan kepribadiannya baik dan ada desas-desus tentang proposal pernikahan rahasia yang beredar.

Namun, terlepas dari pembicaraan pernikahan, dia ingin terus bekerja untuk sementara waktu lebih lama. Serina menyukai anak-anak dan memegang banyak niat baik terhadap anak-anak yang menghadiri akademi sihir. Dia sangat senang bisa melihat bayi yang menggemaskan sebulan sekali ketika mereka melakukan pemeriksaan kekuatan magis.

Kelucuan adalah keadilan dan kekuasaan.

Kalimat itu adalah frasa yang dia dengar secara kebetulan. Ketika dia mengerjakan salah satu eksperimennya, kata-kata itu bergema keluar dari lingkaran sihir. Serina mengerti kata-kata itu dengan jiwanya meskipun bahasanya asing baginya, dan dia menerima kata-kata itu sebagai Firman Tuhan.

Meskipun itu adalah cerita yang sepele ....

Suatu hari. Karena kurangnya tenaga kerja, Serina harus pergi ke cabang akademi sihir pada hari ujian sihir untuk membantu sebagai resepsionis. Lalu, dua wanita muncul di depannya.

Salah satunya adalah wanita yang sangat cantik dengan rambut pirang lebat. Wanita lain mengenakan seragam pelayan. Pelayan itu juga cantik, tetapi lebih dari itu, perhatian Serina difokuskan pada anak yang dipegang oleh pelayan itu.

Gadis kecil itu mengenakan gaun yang tampaknya dimaksudkan untuk boneka, mungkin dirancang oleh seorang bangsawan yang antusias sebagai hobi. Dia mengamati gadis itu dari samping, memandangi rambut emas yang terlalu cantik dan bertanya-tanya apakah pelayan itu benar-benar membawa boneka.

Sekali-sekali, dari orang-orang yang datang untuk pemeriksaan, akan ada beberapa orang tua yang memperlakukan anak-anak mereka seperti binatang peliharaan, bertindak seolah-olah mereka malaikat dan mendandani mereka dengan ganas, dan ini membuat suasana hati Serina menjadi lelah.

Tetapi pada saat gadis kecil itu memalingkan wajahnya ke arah Serina, dia merasa seolah jantungnya telah berhenti.

Sebuah boneka? Itu tidak mungkin. Tidak mungkin boneka bisa seindah ini.

Melihat gadis ini mengenakan pakaian normal untuk anak-anak tentunya sama dengan penistaan ​​terhadap Tuhan.

Di mata gadis kecil ini yang terus menatapnya, Serina melihat Tuhan ... atau begitulah yang dia rasakan.

Kemudian dia mengetahui bahwa gadis kecil itu cocok dengan sihir pemanggilan dan sihir suci. Jika gadis itu adalah bangsawan, maka suatu hari --dalam beberapa tahun atau lebih-- dia akan memasuki sekolah utama, bukan sekolah cabang.

Tidak dapat menahan antisipasinya, Serina mencari nama gadis kecil itu dan dengan kuat mengepalkan tinjunya. Dia berspekulasi pada dirinya sendiri bahwa memasuki posisi terkait sihir pemanggil dapat memungkinkannya untuk berkenalan dengan gadis itu.

---------

Serina sedikit terkejut ketika dia berbalik ke arah suara langkah kaki yang tiba-tiba.

Akhir-akhir ini, Serina telah menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengingat sosok gadis kecil itu dalam ingatannya, menyebabkan dia ketinggalan pekerjaan dan setiap beberapa hari dia akan bekerja lembur untuk menyelesaikan beban kerja yang menumpuk.

Ketika dia perhatikan, malam sudah tiba dan satu-satunya bentuk iluminasi adalah lampu ajaib di mejanya sementara tidak ada anggota staf lain di sekitar.

Tentu saja, ada beberapa profesor yang tinggal di belakang, tetapi mereka semua orang yang berdedikasi untuk penelitian mereka dan mereka hampir tidak akan pernah datang ke area kerja kantor.

Jadi, orang yang paling mungkin tersisa adalah penjaga keamanan. Namun, ketika dia bersiap-siap untuk dimarahi dan disuruh pulang, weseorang yang muncul adalah seorang wanita yang mengenakan gaun merah tua yang sederhana namun dirancang dengan baik.

"Tu-tuan Wakil Direktur?!"

"Astaga. Aku melihat ada seseorang yang tersisa di aini."

Wanita yang dipanggil wakil direktur itu dengan tenang tersenyum pada Serina ... tetapi sesuatu dalam senyumnya mengeluarkan perasaan seperti burung pemangsa.

Meskipun dia adalah wakil direktur, dia masih relatif muda. Usianya sekitar tiga puluh tahun.

Dia memiliki rambut merah mewah yang memberi kesan mendalam dan bibirnya berkilau dengan warna merah kemerahan. Mata birunya bersinar dengan cahaya yang kuat, membuatmu ingin mengalihkan pandanganmu. Gaun sederhana --yang menunjukkan lengan dan kakinya yang memikat sepenuhnya-- tampaknya diciptakan hanya untuknya. Fitur wajahnya agak keras, tetapi sepertinya hanya akan menambah kecantikannya.

Namun, untuk semua itu, penampilannya tidak menarik bagi Serina.

"Terima kasih atas kerja kerasmu. Benar, maukah kau menolongku jika aku meminta bantuan?"

"Tentu. Apa yang mungkin bisa kubantu?"

Meskipun sudah selarut ini, Serina tidak punya niat untuk menolak Wakil Direktur. Namun, dia merasa ragu dalam benaknya. Sementara ada dua wakil direktur akademi sihir, jabatannya diberikan sebagai posisi kehormatan dan dia akan muncul di akademi beberapa kali setahun paling banyak. Serina tidak bisa mengerti mengapa dia berada di sini sendirian dan pada waktu yang sangat terlambat.

"Aku ingin melihat daftar nama untuk pendaftar yang berhasil selama ujian kekuatan magis dalam beberapa tahun terakhir ... hasil ujian dari tiga tahun akan baik-baik saja."

"Akan aku cari."

Kenapa dia meminta hal seperti itu? Dia bingung dalam benaknya, tetapi tidak memiliki keberanian untuk bertanya langsung. Tetapi mungkin wajahnya telah menunjukkan kebingungannya sejenak karena Wakil Direktur berbicara seolah menjawab pertanyaannya,

"Aku hanya ingin tahu berapa banyak anak-anak bangsawan di sana yang mungkin bekerja untuk negara di masa depan, itu saja."

Setelah berbicara, wakil direktur itu tiba-tiba tersenyum dan dengan hangat tertawa.

"Aku, aku akan membawanya segera."

Sepenuhnya diyakinkan oleh ucapan wakil direktur yang tampaknya sudah dipersiapkan sebelumnya, Serina dengan cepat mengeluarkan sebuah buku dengan daftar nama yang selalu dia sembunyikan.

"Terima kasih. Tolong tunggu sebentar."

Membalik halaman demi halaman ... dia tampaknya mencari sesuatu alih-alih membaca. Setelah berhenti sejenak di halaman tertentu, dia segera menutup buku itu dan mengembalikannya ke Serina.

"Sudah cukup. Juga, aku harus mengatakannya, tidak baik bagi seorang gadis untuk sendirian di sini saat ini. Jika kau harus bekerja, pastikan untuk melakukannya pagi-pagi sekali."

"Terima kasih atas perhatianya."

Serina bereaksi terhadap peringatannya yang masuk akal dengan berdiri tegak dan menjawab. Setelah itu, Wakil Direktur berjalan pergi, menghilang di sepanjang koridor dengan cahaya ajaib dari tongkat kecil yang dipegangnya bergoyang melawan kegelapan.

Serina tetap membeku dalam posisi berdiri sampai langkah Wakil Direktur benar-benar hilang. Setelah itu, dia jatuh kembali ke kursinya.

"Mari kita pulang."

-----------

Wakil direktur kehormatan akademi sihir. Namanya adalah Albertine.

Biasanya, seseorang dengan statusnya akan ditemani oleh pelayan, tetapi mereka harus menunggu di luar akademi di tempat yang tidak mencolok.

Dia tidak mampu untuk menonjol dengan membawa sejumlah besar orang. Wanita itu tidak memercayai siapa pun selain beberapa yang dipilih.

" Zumana."

Dia memanggil dengan lembut dan seorang pria kurus berusia awal dua puluhan muncul dari kegelapan, dengan lembut membungkuk ke arahnya.

"Anak-anak?"

"Benar. Meskipun Tuan Putri merindukan ibu dan ayahnya, mereka tertidur beberapa waktu yang lalu."

"Apakah begitu … "

Tidak lama setelah menggumamkan kata-kata itu, Albertine berbisik pada dirinya sendiri dengan suara yang nyaris tak terdengar.

"Jadi dia tidak ada di sana ... "

Albertine sendiri tampaknya tidak menyadari bahwa dia mengeluarkan bisikan yang begitu keras, tetapi Zumana telah mendengarnya dan tidak bisa menahan pandangannya ketika dia merasakan emosi yang tak terkendali dalam suaranya.

"Ikuti aku."

"Baik."

Albertine tidak melihat ke belakang saat dia mulai berjalan dan Zumana membungkuk dengan tenang ke arah punggungnya sebelum mengikuti di belakang.

Keduanya terus berjalan di sepanjang koridor di dalam akademi seraya menerangi jalan dengan cahaya sihir kecil. Setelah melangkah melalui banyak jalan --yang akan menyebabkan orang asing kehilangan arah-- mereka akhirnya mencapai tempat di mana ada satu pintu yang mengeluarkan cahaya redup dari celah di bawahnya.

"Tuan Gasparl, apakah Anda di sana?"

Albertine tidak mengetuk, tetapi berseru dengan suara yang tidak keras atau kecil, dan beberapa detik kemudian pintu terbuka, memperlihatkan seorang lelaki tua.

"Nyonya Albertine, selamat datang."

Profesor Gasparl tersenyum hangat ketika dia menyapa Albertine yang berkunjung, yang dulunya adalah murid kesayangannya dan sekarang menjadi atasannya.

"Apakah ini eksperimen baru Anda, Tuan Gasparl?"

Bagian dalam ruangan tidak berubah sedikit pun dari saat dia masih seorang murid, tetapi setelah melihat lingkaran sihir yang belum pernah dia lihat sebelumnya, dia tersenyum tak berdaya ketika dia mengingat nama panggilan profesor: peneliti gila.

"Anda lihat? Saya bertemu seorang anak dengan sihir yang kuat dan bakat untuk sihir pemanggilan. Sebelum anak itu memasuki akademi, saya ingin memperbaiki beberapa hal yang tidak berfungsi karena kekuatan magis yang tidak memadai."

"Begitukah."

Albertine perlahan-lahan menyipitkan matanya, mengingat kembali daftar nama yang telah dibacanya sebelum kunjungan ini.

"Sangat berantakan di sini, tetapi bagaimana dengan secangkir teh?"

"Saya baik-baik saja terima kasih. Daripada itu, bagaimana penelitian yang dilakukan dengan lingkaran sihir dari sebelumnya?"

"Hampir selesai. Namun, dengan keadaannya sekarang, kekuatannya yang membatasi iblis agak rendah sehingga akan memakan waktu lebih lama."

Memanggil iblis tertentu dan roh tertentu. Lingkaran sihir yang tidak secara acak memanggil berdasarkan tipe, tetapi malah memanggil individu yang kuat sesuai dengan gambar summoner.

Gasparl mengira itu akan menjadi eksperimen yang menarik. Bahkan jika dua roh api dipanggil, akan ada perbedaan dalam kekuatan individu sesuai dengan waktu yang mereka habiskan dalam keberadaan.

Diketahui bahwa jika pengguna sihir roh mendapatkan bantuan roh, dan jika pengguna memanggil roh itu, maka itu tidak hanya akan tumbuh dalam kecerdasan, tetapi juga dalam kekuasaan. Namun, itu tidak mungkin untuk mendapatkan bantuan dari roh-roh yang kuat kecuali untuk para penyihir roh dengan kaliber yang luar biasa. Tetapi jika lingkaran sihir pemanggil dapat digunakan untuk membuat panggilan paksa, bahkan penyihir yang lebih rendah akan bisa mendapatkan kekuatan di atas rata-rata.

Namun, Gasparl bertanya-tanya.

"Akan Anda gunakan untuk apa?"

Suasana hati diam-diam berubah saat Gasparl menembakkan pandangan tajam ke arah Albertine.

"Karena saya juga suka meneliti. Selain itu, sejak kejadian itu, ada kritik keras terhadap para summoner, jadi jika saya bisa membantu Ayahanda menggunakan sihir pemanggil ... "

Kesan publik tentang sihir pemanggil akan berubah juga.

"Jadi begitu. Seperti yang diduga dari Nyonya Albertine. Baiklah, ambil ini."

Gasparl tersenyum dan menyerahkan lingkaran sihir prototipe eksperimental yang telah disiapkannya.

Albertine bernapas sedikit lebih mudah, setelah berhasil mendapatkan item yang menjadi tujuannya hari ini.

"Tuan Gasparl, terima kasih banyak. Saya akan mengembalikan bantuan ini ketika waktunya tiba ... "


Tidak ada komentar:

Posting Komentar