SukaSuka Bahasa Indonesia chap 3 Prt V

Sabtu, 12 Agustus 2017

Part V : Wanita Mekanis yang Kuat.







Sosok besar menyerupai wajah Reptrace muncul di dalam kristal komunikasi.

"Prediksi itu tetap ada. Lonjakan akan menyerang di lahan yang sebelumnya ditandai. Kita harus cepat. Siapkan meriam dan pertajam kepala panah."

Dia berbicara dengan cara yang aneh dan sulit untuk memahami karakteristik pengucapan Reptrace. Seseorang yang tidak terbiasa dengan hal itu akan butuh waktu lama untuk memahami makna pesannya yang ketika diterjemahkan ke bahasa sederhana, kira-kira seperti ini:

"Tidak ada perubahan dalam prediksi. Serangan tersebut akan dilakukan di tempat dan waktu yang telah diantisipasi sebelumnya. Kita harus segera mempersiapkan medan perang dan senjata kita."

"... ah, mengerti. Atau, sebenarnya, aku sudah tahu," jawab Nygglatho, mencoba menekan kemarahan yang mendidih di dalam kepalanya. Jika gerakan musuh berjalan sesuai rencana, itu berarti dia juga akan melakukannya. Tidak bisakah kau menemukan cara untuk melakukan ini tanpa menggunakan 'panah' itu?! Mulutnya terasa seperti bergerak sendiri dan menjerit kalau dia tidak menahannya walaupun sebentar. Jadi, Nygglatho menyimpan semua emosinya di dalam dirinya sementara salah satu sudut otaknya menciptakan sebuah kepribadian baru. Kepribadian yang selalu bisa memilih metode terbaik tanpa ragu dan bertindak tanpa terpengaruh oleh emosi yang lemah. Jiwa mekanis yang bisa dipaksanya untuk melakukan semua pembicaraan.

"Tiga hari dari sekarang, pada pukul delapan, aku akan mengirim tiga dari lima pengguna Dug Weapon saat ini ke wilayah pelabuhan dan bersenjata lengkap."

Kalian adalah tentara, bukan?! Menempatkan dirimu di luar sana tepat di garis depan yang disiapkan untuk kematian adalah bagian dari pekerjaanmu, bukan? Lalu mengapa tidak ada yang mati dari pihak kalian?! Mengapa gadis dari pihak kami selalu menjadi satu-satunya pengorbanan?!

"Salah satu dari ketiganya, prajurit peri yang bernama Chtholly Nota Seniorious, akan membuka 'pintu gerbang' selama misi tersebut."

Aku tidak percaya bahwa kau melakukan yang terbaik! Aku tidak akan pernah mengakuinya! Berjuanglah lebih keras! Berpikir lebih keras! Temukan cara lain untuk bertarung! Selamatkan anak-anak kami!

"Dua lainnya, prajurit peri yang bernama Ithea Myse Valgulious dan Nephren Ruq Insania, akan berdiri sebagai cadangan. Jika pertempuran tidak selesai setelah Seniorious membuka gerbang, mereka akan ikut masuk dengan membawa Dug Weapons atas izin dari orang-orang yang ada di tempat kejadian."

Mereka masih belum tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Mereka tidak pernah mengenal kebahagiaan sejati. Namun mengapa ... mengapa mereka harus pergi begitu cepat?

"Anak Panah tersebut akan dipasok ke Winged Guard oleh Gudang Keempat milik Orlandri Trading Company."

... kenapa kita tidak bisa menggantikan mereka?

Tapi Nygglatho sudah tahu jawabannya. Peri-peri yang tumbuh dewasa memiliki kemampuan untuk menggunakan kekuatan yang sangat besar. Jadi tentu saja, atasan di tentara tahu betul keuntungan menggunakan mereka sebagai korban dalam pertempuran. Tidak terpengaruh oleh emosi seperti dirinya, mereka mungkin lebih mengerti kebutuhannya akan jauh lebih baik.

Tetapi, metode pengorbanan senjata itu berarti bahwa mereka harus siap untuk menderita kerugian permanen, bahkan mengurangi kesempatan untuk meraih kemenangan. Tetap saja, tidak mungkin ada pengganti peri. Ada hal lain lagi yang akan seperti menuangkan secangkir kecil air ke sebuah bahaya yang mengancam untuk menelan seluruh pulau. Meskipun Nygglatho mungkin ditakuti di antara penduduk setempat sebagai troll, pada akhirnya dia hanya seekor troll belaka. Dia tidak bisa melindungi satu hal pun yang ingin dia lindungi atau mengambil satu hal pun yang ingin dia lakukan. Nygglatho tahu. Dia tahu segalanya dengan baik.

Dengan sekejap, transmisi yang datang melalui kristal komunikasi terputus. Dan dengan itu pula, emosi yang terbungkus di dalamnya juga tersentak.

"Agghhhh !!!" Nygglatho melolong kesakitan. "Kengapa?! Kenapa kenapa kenapa??!" Menghadap ke langit-langit, dia hanya menjerit frustrasi menghadapi berbagai macam emosi yang datang padanya.

Bagaimana dengan jiwa mekanis yang dia ciptakan di sudut otaknya? Dia sudah melemparkan benda menjijikkan itu ke tempat sampah dan merobeknya sampai hancur.

"Kenapa kenapa... "

Gelombang emosi mulai mengering, dan jeritannya berubah menjadi isak tangis. Air mata besar membanjiri matanya sebelum jatuh berlutut menodai roknya.

Nygglatho pernah memutuskan untuk menjadi wanita yang kuat. Salah satu hal yang bisa diandalkan oleh para gadis dan mendapat dukungan. Hal itu bisa menjadi hal terbaik berikutnya bagi sang ibu yang tidak pernah dimiliki gadis-gadis itu. Atau, paling tidak, yang bisa bertindak seperti itu.

Hari itu, dia bersumpah pada dirinya sendiri. Tidak peduli apa yang terjadi, dia tidak boleh menangis. Para gadis itu adalah orang-orang yang benar-benar perlu menangis, orang-orang yang benar-benar merasa takut. Jadi, Nygglatho harus ada di sana untuk menghentikan air mata mereka. Tak peduli betapa frustrasinya dia atau betapa dia harus menekan perasaannya, dia harus bisa mendukung gadis-gadis itu sambil tersenyum.

Aku benar-benar idiot ... bagaimana mungkin aku bisa melakukan itu? Bagaimana mungkin aku bisa menghentikan air mata mereka jika aku sendiri bahkan tidak bisa menghentikan air mataku sendiri?

Kegagalan seorang wanita kuat meratap seperti bayi. Tidak ada seorang pun di sana untuk menghiburnya. Tidak ada yang menghentikan air matanya. Jadi, dia menangis, dan menangis, dan menangis, tanpa memperlihatkan tanda-tanda akan berhenti.

"Izin masuk! Bisnis darurat!"

"Nygglatho, apa kau di sini?"

"Masalah B-B-Besar!"

Semuanya terjadi sangat mendadak. Pintu terbuka dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga mungkin bisa pecah, dan tiga peri kecil masuk ke ruangan itu. Untungnya, dia masih duduk menghadapi kristal komunikasi, jadi hanya punggungnya yang terlihat dari pintu. Jika dia bisa menahan sedikit air matanya sebentar, gadis-gadis itu tidak akan melihatnya dalam keadaan menyedihkan ini.

"H-Hei, setidaknya ketuk sebelum memasuki ruangan." Dia memarahi mereka pelan saat masih menghadap ke belakang, berusaha menyembunyikan suaranya yang gemetar.

"Kami tidak punya waktu untuk itu! Ini urusan darurat!"

"Ayo cepat! Kami benar-benar sangat buru-buru!"

"Jika kita tidak pergi sekarang, dia mungkin benar-benar mati!"

Mati? Oh ... apa mereka membicarakannya? Jika mereka berbicara tentang Chtholly, tentu saja Nygglatho sudah tahu. Tapi hal itu terjadi tiga hari lagi. Chtholly, sebagai peri tertua, selalu berusaha bersikap dewasa, tapi di dalam dirinya, sebenarnya dia masih anak kecil. Seorang anak manja di dalam hati yang menolak untuk bertindak seperti itu, dan juga ...

"Willem sepertinya akan mati!"

Suasana menjadi hening.

... huh? Mati? Willem? Satu per satu, kata-kata itu sampai ke otaknya yang telah mati rasa karena semua tangisannya. Dia hanya duduk dan memproses informasinya selama beberapa detik, lalu ...

"Cobaan macam apa lagi ini?!" dia menjerit seraya mengambil sebuah kotak obat dan keluar dari ruangan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar